Makanan diperlukan untuk kehidupan, karena melangsungkan pelbagai
faal tubuh. Ilmu kedokteran dan kesehatan
mengetahui bahwa makanan dan kesehatan terdapat hubungan yang erat.
Seseorang yang memakan makanan yang tidak cukup mengandung gizi mudah terserang
penyakit kekurangan gizi. Ilmu kedokteran memperhatikan pula cara mengelola
bahan makanan karena jika cara mengelola tersebut salah, misal dimasak berlebihan
akan rusaklah beberapa zat yang terdapat dalam bahan makanan.
Dari sudut ilmu
kesehatan lingkungan, perhatian terutama ditujukan pada hygiene dan sanitasi
makanan tersebut, yakni bagaimana mengusahakan agar makanan tidak sampai cemar
atau tidak mengandung zat-zat yang dapat membahayakan kehidupan.
Dalam membicarakan
tentang hygiene dan sanitasi makanan, maka permasalahan yang menyangkut nilai
gizi kurang diperhatikan, demikian halnya yang menyangkut komposisi bahan makanan
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pembicaraan dalam sanitasi makanan lebih
ditekankan pada upaya membebaskan makanan lebih dari zat-zat yang membahayakan
kehidupan, atau mencegah agar bahan makanan yang mengandung zat – zat yang
membahayakan kehidupan tidak sampai dikonsumsi.
A. PENGERTIAN
Makanan dan minuman adalah segala sesuatu yang berasal sumber hayati
dan air baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
dan minuman bagi konsumsi manusia termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan yang
digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan pembuatan makanan atau
minuman.
Sanitasi makanan
dan minuman adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertumbuh dan
berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam
makanan,minuman,peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan
membahayakan manusia.
Sanitasi makanan
dan minuman adalah upaya membebaskan makanan dari zat-zat yang membahayakan
kehidupan atau mencegah agar bahan makanan yang mengandung zat-zat yang
membahayakan tidak sampai dikonsumsi.
B. PENYEBAB
Yang menyebabkan makanaan jadi berbahaya bagi kehidupan, dapat
dibedakan atas 2 macam.
1.
Makanan
tersebut dicemari oleh zat-zat yang membahayakan kehidupan
2.
Dalam
makanan itu sendiri telah terdapat zat-zat yang membahayakan kesehatan.
Hal yang dapat
menjadi penyebab ( baik yang berasal dari luar atau dari dalam makanan itu
sendiri) ,jika ditinjau dari sanitasi makanan ,dapat di bedakan;
1.
Golongan
parasit
Golongan
parasit yang mencemari makanan adalah amuba dan
berbagai jenis
cacing.
Golongan
mikro organisme
Jenis
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit melalui makanan ialah shigella yang
menimbulkan penyakit disentri basiler
2.
Golongan
kimia
Pencemaran
makanan Karena zat kimia, biasanya terjadi karena kecelakan
atau kelaianan. Misal : meletakkan insoktisida berdekatan bumbu dapur.
3.
Golongan
fisik
Pencemaran
makanan yang disebabkan golongan fisik , misalnya
Bahan
radioaktif
4.
Golongan
racun
Adanya racun
dalam makanan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu:
§ Racun yang dihasilkan oleh mikro organisme yang
hidup dalam makanan tersebut
§ Bahan makanan itu sendiri telah mengandung
racun yang karena tidak tahu atau dalam keadaan darurat terpaksa dimakan.
C. PERJALANAN BAHAN MAKANAN
Untuk menjaga agar
bahan makanan tidak tercemar maka dikelola dengan sebaik-baiknya.
Sanitasi makanan
harus diperhatikan pada setiap tahap dari proses perjalanan bahan makanan yang
dibedakan atas:
Sumber bahan makanan.
Sumber bahan
makanan bernacam-macam karena tergantung dari jenis bahan makanan itu sendiri
untuk mendapatkan bahan makanan yang terhindar dari pencemaran maka sanitasi
sumber ini haruslah dipelihara dengan baik.
Pengangkutan bahan makanan
Ketika bahan
makanan yang diangkut dari sumber pasar, maka sanitasinya harus pula
diperhatikan. Tergantung dari bahan makanan apa yang diangkut, maka cara
pengangkutannya bermacam-macam.
Pengangkutan pada dasarnya mempunyai dua tujuan :
- Agar bahan makanan tidak sampai tercemar oleh zat-zat yang membahayakan
- Agar bahan makanan tersebut tidak sampai rusak.
Misal: pengangkutan
daging sebaiknya dengan menggunakan alat yang
dilengkapi dengan alat pendingin yang tertutup.
Penyimpanan bahan makanan
Bahan makanan harus
diatur penyimpanannya yang baik. Dalam penyimpanan ini kadang kala diperlukan
pengawetan makanan atau diletakkan begitu saja yang kesemuanya tergantung dari
macam bahan makanan itu.
Pemasaran bahan makanan
Bahan makanan
biasanya dijual dipasar. Untuk ini sanitasi pasar harus pula diperhatikan.
Pengolahan bahan makanan
Makanan diolah
didapur, disini sanitasinya harus diperhatikan dengan sebaik-baiknya.
Penyajian makanan
Makanan yang telah
diolah kemudian disajikan untuk langsung dimakan, sanitasi ketika penyajian ini
perlu diperhatikan dengan baik.
Penyimpanan makanan yang telah diolah
Jika makanan yang
dimasak terlalu banyak, maka makanan harus disimpan, dalam penyimpanan
makanan yang telah dimasak, soal
sanitasinya harus pula diperhatikan.
Komponen yang harus
diperhatikan :
1.
Tempat
dimana bahan makanan atau makanan tersebut diletakkan.
2.
Orang yang
bekerja atau akan mengelola bahan makanan tersebut.
3.
Cara
mengolah bahan makanan.
D. KERACUNAN MAKANAN
Secara umum
penyebab dari keracunan makanan ialah semua hal yang dapat mencemari makanan tersebut,
yang dibedakan atas 4 macam yakni :
1.
Tanaman-tanaman
yang mengandung racun (toxin)
Misal: jamur, gejalanya sakit perut, keringatan, miosis,
dan brachikardia lalu disusul dengan diare. Penyakit karena keracunan jamur
biasanya tidak fatal dan masa inkubasinya 1-3 jam.
2.
Hewan yang
mengandung racun (toxin).contoh dari hewan ini adalah,lutut terasa lemah,terasa
seperti fly,ataxia,sakit kepala ,muntah dan jika berlanjut bisa sampai paralis
pernafasan dan meninggal . Masa inkubasi beberapa jam.
3. Mikroorganisme dengan toxinnya. Yang sering menimbulkan keracunan makanan
:
a.
Staphylococcus
b.
Clostridium
perfringens type A
c.
Clostridium
perfringens type C
d.
Vibrio
parahaematilikus
e.
Bacillus
cerius
f.
Salmonella
g.
Shigella
4.
Zat kimia
,contoh :
a.
Arsen
b.
Antimon
c.
Lead
d.
Cadmium
e.
Thallium
f.
Peptisida
E. PEMALSUAN MAKANAN
Cara-cara pemalsuan makanan yang sering dilakukan :
- Dengan menghilangkan bau,misal:pada ikan yang telah busuk,yakni dengan menambahkan zat cuka.
- Dengan memberikan kesegaran palsu pada bahan makanan yang telah busuk, misal: menaburkan zat warna pada daging.
- Mengelola kembali tanpa memperhatikan segi kesehatan, missal : memasarkan kembali puntung rokok yang dipungut dijalan.
- Menambah zat kimia lain, misal : menambah zat pati pada susu tepung untuk bayi yang tentu saja merugikan bayi yang mempergunakannya.
§ Makanan dianggap tidak memenuhi syarat dan oleh
karena itu tidak boleh dipasarkan, jika :
- Makanan tersebut mengandung racun dan zat lain-lain yang membahayakan kesehatan.
- Kepada bahan makanan ditambahkan bahan-bahan lain yang bersifat racun atau membahayakan kesehatan.
- Bahan makanan tersebut telah rusak atau telah kadaluwarsa atau telah digigit tikus, dsb.
- Bahan makanan tersebut berasal dari hewan yang sedang menderita penyakit atau telah mati karena sakit.
- Diketahui dalam mengelola bahan makanan tersebut tidak terpenuhi syarat hygiene dan sanitasi.
F. MAKANAN DALAM KALENG
§ Untuk membuat
buah-buahan atau sayuran dalam kaleng maka langkah-langkah yang harus ditempuh
:
Sanitasi makanan harus diperhatikan pada
setiap tahap dari proses perjalanan bahan makanan yang dibedakan atas:
- Lakukanlah penyeleksian bahan makanan dengan sebaik-baiknya. Pilihlah yang baik, buang yang rusak atau jika ada bagian yang dipandang tidak ada gunanya untuk kesehatan tidak perlu dimasukkan.
- Cucilah bahan makanan tersebut dengan bersih. Dianjurkan mencucinya dengan menyemprotkan dan menggoyangkan dengan memakai alat. Jadi kontaminasi dengan tangan diusahakan sedikit mungkin.
- Bilaslah makanan tersebut dengan mempergunakan air panas atau air hangat atau dapat pula dipergunakan uap panas.
- Masukkanlah kedalam kaleng yang telah disediakan. Panaskanlah secukupnya dengan mengeluarkan udara dari bahan makanan tersebut. Udara yang ada dalam kaleng bersama buah-buahan atau sayuran rusak karena proses oksidasi.
- Tutuplah kaleng tersebut dengan sebaik-baiknya.
§ Patokan yang dapat
dipakai untuk mengetahui apakah makanan dalam kaleng masih baik atau tidak :
1. Apakah kaleng
menggelembung atau tidak, jika menggelembung berarti makanan telah tidak baik
karena telah terjadi pembentukan gas oleh kuman Clostridium Botulinum yang
mungkin masuk ketika pengalengan dan seorang yang menderita memperlihatkan
gejala kejang.
2. Lihatlah tutup kaleng
tersebut.
3. Lihat pulalah, apakah
kaleng tersebut bocor atau tidak. Kaleng jadi bocor mungkin karena kualitas
kaleng kurang baik, bahan pembuat kaleng berkarat atau karena sering jatuh.
G. SANITASI SUSU
Susu
adalah bahan makanan yang paling baik untuk kesehatan karena susu mengandung
zat gizi yang lengkap dan sempurna. Susu penting untuk pertumbuhan tubuh dan
memelihara agar tubuh tetap dalam keadaan sehat dan segar.
Jika
membicarakan tentang susu bagi bayi sebenarnya ada dua hal yaitu :
- ASI ialah Air Susu Ibu, amat sempurna untuk kebutuhan bayi. Jika tahu cara merawat buah dada yang tidak kena infeksi serta terjamin kebersihaanya maka Asi tidak menimbulkan problem bagi bayi yang meminumnya
- Bukan ASI ialah susu yang diperoleh dari hewan maupun tumbuh-tumbuhan.Karena untuk mendapatkan susu jenis ini diperlukan campur tangan manusia serta susu tersebut sebenarnya tidak diperuntukkan bagi manusia, maka susu ini menimbulkan berbagai masalah yang jika tidak berhati-hati mengelolanya dapat mendatangkan penyakit dan bahkan menyebabkan kematian bagi yang meminumnya. Untuk mendapatkan susu yang baik sebenarnya ada 2 syarat yang harus dipenuhi:
§ Susu tersebut
haruslah tidak berbahaya untuk kesehatan (cafe milk). Ini berarti dijaga
sedemikian rupa sehingga tidak mengandung bibit penyakit yang membahayakan
kesehatan.
§ Susu tersebut
haruslah susu yang bersih (clean milk) artinya tidak mengandung zat lain yang
tidak ditemukan pada susu murni, sekalipun zat tersebut tidak berbahaya, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
1. Hewan
(kambing,sapi)yang akan diambil susunya haruslah hewan yang sehat,misal tidak
mengandung penyakit TBC, bang’s disease (hrusellosis) atau mastitis.
2. Orang yang bekerja
pada perusahaan susu haruslah selalu menjaga kebersihan serta berada dalam
keadaan sehat.
3. Lingkungan dimana
susu diambil haruslah selalu dalam keadaan bersih.
4. Usahakan agar
terdapat ruang suhu yang dibangun sedemikian rupa sehingga letaknya tidak
terlalu jauh dari kandang, tetapi tidak boleh menempel pada kandang.
5. Alat-alat yang
digunakan harus selalu dalam keadaan bersih, dibuat dengan ukuran yang sehingga
tidak terlalu memenuhi ruangan serta mudah diangkat untuk dibersihkan.
6. Pengelolaan susu
harus terjamin kebersihannya baik ketika memerah susu, menyimpannya, mengangkutnya
ataupun memasarkannya dibotol ataupun
kaleng.
7. Lakukanlah
pasteurisasi dahulu sebelum susu tersebut diminum.
Untuk
mengetahui apakah susu yang dihasilkan telah memenuhi syarat kesehatan atau
tidak maka dapat dilakukan dua macam test yaitu :
- Test bakteri
Pemeriksaan bakteri dilakukan dengan
melakukan” total count ” terhadap bakteri yang dibiakkan pada agar plate atau
menghitungnya langsung dengan mempergunakan mikroskop yang hasilnya dinyatakan
menurut jumlah bakteri yang ditemukan permilimeter susu
- Test fisik dan kimia
Test ini ditujukan untuk melihat kualitas
susu misalnya : apakah susu tersebut dicampur dengan zat lain, mengandung
kotoran atau tidak atau nilai gizi yang terkandung didalamnya untuk melihat
apakah susu kotor atau tidak, dipakai test saringan atau test kaca yakni dengan
menyaring susu atau meletakkan pada kaca.
Test/
pemeriksaan susu ini hendaknya dilakukan sekurang-kurangnya sebulan sekali.
Atas dasar pengetahuan yang dimiliki ini yang kemudian dikaitkan agar dalam
pemanasan tidak sampai merusak susu, dikenal beberapa macam pasteurisasi, yakni
:
- Dengan suhu tinggi waktu pendek, serta
- Dengan suhu rendah waktu panjang, sebagaimana telah diuraikan terdahulu.
Pada
saat ini telah dikenal cara yang lebih maju lagi yang disebut ultrahigh
temperature pasteurization, yakni dengan memanaskan susu sampai 90o C
selama 0,75 detik.
H. SANITASI DAGING
Daging
adalah sumber protein yang banyak dikonsumsi masyarakat yang tidak vegetarian.
Untuk memelihara sanitasi daging, ada
beberapa hal khusus yang harus diperhatikan yakni :
- Hewan potong
Hewan yang dagingnya dikonsumsi masyarakat
banyak macamnya.
Hewan apapun yang diambil dagingnya, baik
sengaja dipelihara untuk ternak potong ataupun yang didapat dari hasil buruan,
haruslah bebas dari penyakit, seperti misalnya penyakit TBC, bruises, anthrax,
tapeworm dan hog cholera. Untuk mengetahui apakah ternak potong menderita suatu
penyakit atau tidak maka dilakukan 2 kali pemeriksaan, yaitu :
- Pemeriksaan sebelum ternak tersebut dipotong yang tujuannya ialah untuk mendeteksi kelainan yang mungkin diderita ternak.
- Pemeriksaan setelah ternak dipotong, yang lazimnya diperiksa ialah berbagai kelenjar, jantung, lidah, alat-alat viseral, karena alat-alat ini sering dipakai sebagai tempat hidup atau berkembangbiaknya bibit-bibit penyakit.
2. Rumah potong
Adalah rumah yang khusus untuk memotong hewan
yang akan dipasarkan dagingnya. Untuk mempunyai daging yang memenuhi syarat
kesehatan, rumah potong harus pula memenuhi beberapa syarat, misalnya: selalu
memelihara kebersihan, bangunan dibuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibersihkan, tidak menjadi tempat bersarang berbagai serangga atau tikus,
mempunyai saluran pembuang air bekas, mempunyai air bersih yang cukup,
mempunyai tempat pembuangan sampah dan lain sebagainya. Pada beberapa rumah
potong ditemukan pula tempat untuk hewan
menginap, yakni menunggu sebelum giliran penyembelihan tiba. Pemotongan
dilakukan oleh tenaga manusia, maka orang tersebut harus pula terjamin
kesehatan dan atau kebersihannya. Beberapa rumah potong yang telah modern diperlengkapi pula dengan kamar pendingin
yang dibutuhkan untuk menjaga agar daging tidak cepat rusak. Beberapa rumah
potong melaksanakan pula pengelolaan barang sisa dari hewan yang telah
dipotong. Maksudnya disamping untuk sumber pendapatan lain ialah isi usus yang
dikeringkan dan kemudian diperdagangkan dipasaran. Dalam pemotongan ayam, maka
masalah kotoran ini harus diperhatikan dengan baik, misalnya harus mengeluarkan
dangan tangan (ditekan keluar ) dibawah air yang mengalir. Dianjurkan pekerja
dirumah potong unggas memakai sarung tangan dan tutup mulut (masker) untuk
menjaga kesehatannya.
3. Pemasaran
Pengawasan sanitasi daging ketika
pemasaran, pada dasarnya sama dengan pengawasan berbagai bahan makanan lainnya,
misalnya daging tidak boleh dibiarkan terbuka yang penting artinya untuk
mencegah kontaminasi dengan debu, lalat, dan sebagainya. Pemasaran daging tidak
boleh terlalu banyak dipegang oleh calon pembeli karena kemungkinan
terkontaminasinya daging dengan kuman yang ada ditangan pembeli.
Untuk
mengetahui apakah daging masih berada
dalam keadaan baik atau tidak, 3 hal yang harus diperhatikan :
a. Warna daging
Daging yang baik mempunyai warna yang sama
antara bagian dalam serta bagian
luar daging.
b. Bau
Bau daging khas dengan bau hewannya. Jika terjadi pembusukan bau daging
akan berubah. Tanda daging membusuk : permukaan daging berlendir atau
mengkilat, daging digemari lalat yang jumlahnya banyak.
c. Konsistensi
Daging yang baik harus mempunyai
konsistensi ” mastis” yaitu bila ditekan agak berdenyut, mempunyai turgor serta
bila dipegang terasa basah kering.
I. SANITASI HASIL LAUT DAN KALI
Sumber bahan makanan yang berasal dari laut dan
kali dapat dibedakan manjadi dua macam yaitu :
§ Golongan hewan,
contoh : ikan, kerang, udang dan kepiting.
§ Golongan
tumbuh-tumbuhan, contoh : lumut laut.
Bahan makanan dari laut juga dapat
menyebabkan gangguan kesehatan karena :
a. Mengandung zat-zat
yang bersifat racun.
b. Terkontaminasi dengan
kuman atau bibit penyakit lain, ketika dilakukan pengolahan, misal : disentri,
hepatitis.
Hal-hal yang harus dipenuhi untuk
mendapatkan hasil laut atau kali agar tidak membahayakan terhadap kesehatan :
1. Tempat dimana bahan
makan tersebut hidup, harus bebas dari pencemaran serta terpelihara
kebersihannya.
2. Bibit penyakit atau
zat racun tidak boleh terdapat pada bahan makanan dari hasil laut atau kali.
3. Ketika pengolahan
bahan makanan dari hasil laut atau kali harus diperhatikan kebersihannya.
4. Pemasaran dilakukan
pada tempat yang memenuhi syarat, misal : bangunan, alat-alat, orang yang
bekerja ditempat pemasaran.
Hasil laut atau kali tidak memenuhi syarat apabila dalam
pemeriksaan ditemukan :
1. Bibit penyakit dan
zat-zat yang bersifat racun.
2. Tejadi pembusukan.
DAFTAR PUSTAKA
Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Bandung : PT
Citra Aditya
Bakti.
Azwar, Azrul. 1996. pengantar Ilmu Kesehatan
Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar