A.
Pengertian
Mola hidatidosa
adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin
dan hampir semua villi korialis mengalami perubahan hidropik (mengandung banyak
cairan)
B.
Etiologi/faktor penyebab
Mola hidatidosa disebabkan oleh sel telur yang telah
dibuahi tidak tumbuh menjadi janin tetapi membelah diri secara liar dan cepat
sehingga membentuk kelompok gelembung-gelembung kecil seperti buah anggur. Mola
hidatidosa biasanya terjadi pada ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan >
40 tahun, paritas tinggi dan malnutrisi, social ekonomi buruk dan kelainan
genetik.
C.
Jenis-jenis
- Mola hidatidosa komplet (klasik)
a. Perubahan
hidatidiform total tanpa adanya sirkulasi janin
b. Proliferasi
sel trofoblas jelas terlihat
c. Kariotipe
: 46 XX berasal sepenuhnya dari paternal.
d. Fertilisasi
oleh sperma Haploid 23 xx yang mengalami duplikasi tanpa pembelahan sel.
e. Sering
mengalami perubahan keganasan
- Mola hidatidosa in komplet ( parsial ) jika disertai janin atau bagian janin.
a. Terdapat
sirkulasi janin
b. Perubahan
hidatidiform variabel
c. Proliferasi
trofoblas derajat sedang
d. Kariotipe
abnormal : 69 XXX atau XXY
e. Jarang
berubah menjadi ganas
D.
Tanda dan gejala
1.
Tanda-tanda mola hidatidosa adalah:
a.
Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
b.
Perdarahan pervaginan berulang. Darah cenderung
berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.
c.
Pembesaran uterus lebih dari usia kehamilan.
1)
Sering terlihat dengan
pembesaran uterus - 14 minggu
2)
Sering terlihat Kista Theca
Lutein (10% )
d.
Tidak teraba bagian janin pada palpasi dan tidak
terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih.
e.
Preeklamsia atau eklamsia
f.
Anemia
g.
Kontraksi uterus disertai pengeluaran gelembung
mola
h.
Gejala hipertiroid
- Gejala molahidatidosa adalah :
a.
Perdarahan pervaginam persisten
b.
Hiperemesis
c.
Kadar hCG tinggi (hCG
menyerupai efek TSH yang menyebabkan stimulasi kelenjar thyroid)
d.
Pucat dan Dispnoe
e.
Cemas & Tremor
3.
Pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo:
a.
Tentang keadaan serviks, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista
lutein bertambah kecil atau tidak. Selain itu juga adanya H,B,E,S.
H: History, penderita pernah mola
B: Bleeding, adanya perdarahan
E: Enlargement, pembesaran uterus
S: Soft, rahim masih tetap lunak
b.
Pada
pemeriksaan dengan spekulum porsio berwarna
seperti jambu merah akibat tekanan dari dalam uterus
E.
Cara Mendeteksi
1.
Palpasi uterus ( rahim ), terjadi pembesaran
uterus yang lebih cepat dari normal atau tidak.
2.
Pemeriksaan USG pada kehamilan 8-10 minggu
terdapat gelembung mola yang memberi gambaran ”snow storm”.
3.
Mengukur kandungan hormon ( HCG ) di dalam air
seni atau darah.
a.
Sel trofoblas memproduksi hCG
b.
Kadar hCG-human chorionic
gonadotropin sangat tinggi
c.
HCG adalah glikoprotein yang
memiliki 2 rantai polipeptide.
d.
Jenis β hCG adalah khas untuk
hCG
e.
Kadar hCG mencapai puncaknya
pada kehamilan 14 minggu dan setelah itu menurun.
F.
Komplikasi
Molahidatidosa
merupakan sebab kematian yang penting. Kematian disebabkan oleh :
1.
Perdarahan
2.
Perforasi
misalnya oleh mola destruens dimana
gelembung menembus dinding rahim sampai terjadi perforasi
3.
Infeksi
atau sepsis
4.
Choriocarcinoma
setelah molahidatidosa antara 2% sampai 8% dan makin tinggi pada umur tua
G.
Penatalaksanaan
1.
Terapi
a.
Bila pasien datang dengan mola abortion lakukan evakuasi untuk
menghentikan perdarahan
b.
Bila diagnosa mola hidatidosa
ditegakkan, lanjutkan dengan evakuasi uterus dengan suction curettage dan hati
hati jangan sampai terjadi perforasi uterus
c.
Pada usia 40 tahun atau lebih
dan atau bila sudah tidak menghendaki anak lakukan histerektomi untuk mencegah perubahan malignancy
2.
Tindak
lanjut
Perlu tindak lanjut yang memadai oleh karena 5 – 10% akan
persisten dan berubah menjadi ganas. Tindak lanjut yang dilakukan adalah :
a.
Pemeriksaan Thorax Foto
b.
Vaginal
Toucher
atau pemeriksaan ultrasonografi
setiap 2 minggu untuk melihat involusi
dan pembentukan kista theca lutein
c.
Pemeriksaan hCG sesuai dengan
jadwal
3.
Pemeriksaan
follow-up
a.
Radio immunoassay serum β hCG
setiap 7 – 10 hari, bila terdapat penurunan secara serial maka tidak perlu
diberi obat hCG dan hilang pada minggu ke 12 – 14
b.
Bila kadar hCG mejadi normal
dalam waktu 3 minggu , lanjutkan evaluasi setelah 6 bulan
c.
Bila kadar hCG menjadi normal
dalam waktu 6 minggu, hentikan follow-up
d.
Hindari kehamilan selama masa
follow-up dengan KB hormonal
e.
Bila kadar hCG plateau 3 kali
pemeriksaan berturutan atau meningkat atau terdeteksi metastase (di paru )
berikan methrotexate atau actinomycin D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar