SELAMAT DATANG & SELAMAT MEMEMBACA

Minggu, 16 Juni 2013

MOLA HIDATIDOSA



A.    Pengertian
Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir semua villi korialis mengalami perubahan hidropik (mengandung banyak cairan)


B.     Etiologi/faktor penyebab
Mola hidatidosa disebabkan oleh sel telur yang telah dibuahi tidak tumbuh menjadi janin tetapi membelah diri secara liar dan cepat sehingga membentuk kelompok gelembung-gelembung kecil seperti buah anggur. Mola hidatidosa biasanya terjadi pada ibu hamil yang berusia < 20 tahun dan > 40 tahun, paritas tinggi dan malnutrisi, social ekonomi buruk dan kelainan genetik.

C.    Jenis-jenis
  1. Mola hidatidosa komplet (klasik)
a.       Perubahan hidatidiform total tanpa adanya sirkulasi janin
b.      Proliferasi sel trofoblas jelas terlihat
c.       Kariotipe : 46 XX berasal sepenuhnya dari paternal.
d.      Fertilisasi oleh sperma Haploid 23 xx yang mengalami duplikasi tanpa pembelahan sel.
e.       Sering mengalami perubahan keganasan
  1. Mola hidatidosa in komplet ( parsial ) jika disertai janin atau bagian janin.
a.       Terdapat sirkulasi janin
b.      Perubahan hidatidiform variabel
c.       Proliferasi trofoblas derajat sedang
d.      Kariotipe abnormal : 69 XXX atau XXY
e.       Jarang berubah menjadi ganas



D.    Tanda dan gejala
1.      Tanda-tanda mola hidatidosa adalah:
a.       Amenore dan tanda-tanda kehamilan.
b.      Perdarahan pervaginan berulang. Darah cenderung berwarna coklat. Pada keadaan lanjut kadang keluar gelembung mola.
c.       Pembesaran uterus lebih dari usia kehamilan.
1)      Sering terlihat dengan pembesaran uterus - 14 minggu
2)      Sering terlihat Kista Theca Lutein (10% )
d.      Tidak teraba bagian janin pada palpasi dan tidak terdengarnya DJJ sekalipun uterus sudah membesar setinggi pusat atau lebih.
e.       Preeklamsia atau eklamsia
f.       Anemia
g.      Kontraksi uterus disertai pengeluaran gelembung mola
h.      Gejala hipertiroid
  1. Gejala molahidatidosa adalah :
a.       Perdarahan pervaginam persisten
b.      Hiperemesis
c.       Kadar hCG tinggi (hCG menyerupai efek TSH yang menyebabkan stimulasi kelenjar thyroid)
d.      Pucat dan Dispnoe
e.       Cemas & Tremor
3.      Pemeriksaan dalam dan pemeriksaan inspekulo:
a.         Tentang keadaan serviks, uterus cepat bertambah kecil atau tidak, kista lutein bertambah kecil atau tidak. Selain itu juga adanya H,B,E,S.
H: History, penderita pernah mola
B: Bleeding, adanya perdarahan
E: Enlargement, pembesaran uterus
S: Soft, rahim masih tetap lunak
b.         Pada pemeriksaan dengan spekulum porsio berwarna seperti jambu merah akibat tekanan dari dalam uterus
E.     Cara Mendeteksi
1.      Palpasi uterus ( rahim ), terjadi pembesaran uterus yang lebih cepat dari normal atau tidak.
2.      Pemeriksaan USG pada kehamilan 8-10 minggu terdapat gelembung mola yang memberi gambaran ”snow storm”.
3.      Mengukur kandungan hormon ( HCG ) di dalam air seni atau darah.
a.       Sel trofoblas memproduksi hCG
b.       Kadar hCG-human chorionic gonadotropin sangat tinggi
c.        HCG adalah glikoprotein yang memiliki 2 rantai polipeptide.
d.       Jenis β hCG adalah khas untuk hCG
e.        Kadar hCG mencapai puncaknya pada kehamilan 14 minggu dan setelah itu menurun.

F.     Komplikasi
Molahidatidosa merupakan sebab kematian yang penting. Kematian disebabkan oleh :
1.      Perdarahan
2.      Perforasi misalnya oleh mola destruens dimana gelembung menembus dinding rahim sampai terjadi perforasi
3.      Infeksi atau sepsis
4.      Choriocarcinoma setelah molahidatidosa antara 2% sampai 8% dan makin tinggi pada umur tua

G.    Penatalaksanaan
1.      Terapi
a.       Bila pasien datang dengan mola abortion lakukan evakuasi untuk menghentikan perdarahan
b.      Bila diagnosa mola hidatidosa ditegakkan, lanjutkan dengan evakuasi uterus dengan suction curettage dan  hati hati jangan sampai terjadi perforasi uterus
c.       Pada usia 40 tahun atau lebih dan atau bila sudah tidak menghendaki anak lakukan histerektomi untuk mencegah perubahan malignancy
2.      Tindak lanjut
Perlu tindak lanjut yang memadai oleh karena 5 – 10% akan persisten dan berubah menjadi ganas. Tindak lanjut yang dilakukan adalah :
a.       Pemeriksaan Thorax Foto
b.      Vaginal Toucher atau pemeriksaan ultrasonografi setiap 2 minggu untuk melihat involusi dan pembentukan kista theca lutein
c.       Pemeriksaan hCG sesuai dengan jadwal
3.      Pemeriksaan follow-up
a.       Radio immunoassay serum β hCG setiap 7 – 10 hari, bila terdapat penurunan secara serial maka tidak perlu diberi obat hCG dan hilang pada minggu ke 12 – 14
b.      Bila kadar hCG mejadi normal dalam waktu 3 minggu , lanjutkan evaluasi setelah 6 bulan
c.       Bila kadar hCG menjadi normal dalam waktu 6 minggu, hentikan follow-up
d.      Hindari kehamilan selama masa follow-up dengan KB hormonal
e.       Bila kadar hCG plateau 3 kali pemeriksaan berturutan atau meningkat atau terdeteksi metastase (di paru ) berikan methrotexate atau actinomycin D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar