SELAMAT DATANG & SELAMAT MEMEMBACA

Minggu, 16 Juni 2013

KEHAMILAN EKTOPIK



1.      PENGERTIAN
Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai setiap kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri. Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi yang menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama. Karena janin pada kehamilan ektopik secara nyata bertanggung jawab terhadap kematian ibu, maka para dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan.

2.      Penyebab Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh berbagai hal, dan yang paling sering adalah disebabkan adanya infeksi pada saluran falopi (tuba falopi -  fallopian tube). Kehamilan ektopik besar kemungkinan terjadi pada kondisi:
a.         Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
b.         Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi
c.         Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamilan
d.        Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan congenital
e.         Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)
3.      Gejala Kehamilan Ektopik
a.       Subjektif
1)       Ibu hamil mengalami rasa sakit pada daerah panggul salah satu sisinya dan   biasanya terjadi dengan tiba-tiba
2)       Mengalami kondisi perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi atau menstruasi      yang tidak biasa
3)       Mengalami rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian bawah
4)       Ibu hamil mengalami pingsan


b.    Objektif
1)   Pemeriksaan Umum
KU                                      : Kurang baik(Ibu terlihat pucat dan lemah)
Kesadaran                           : Apatis
Status Emosional                : stabil

2)   Tanda-tanda Vital
TD                        :Hipotensi
N                          :Lebih Cepat
S                           : Naik
RR                        : Lebih Cepat
3)   Pemeriksaan fisik
yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat/memandang dari kepala sampai ujung kaki.
Kemungkinan yang ditemukan ialah kemungkinan bentuk tubuh yang normal, kebersihan kulit, rambut, muka pucat, conjunctiva pucat, skelera ikterik, hidung dan telinga, mulut, tidak ada caries dentis, stomatitis, karang gigi, leher tidak ada pembesaran kelenjar gondok, payudara simetris kiri dan kanan, keadaan putting susu menonjol, colostrums ada,perut membesar ke satu sisi tetapi tidak sesuai dengan tua kehamilan,tidak ada bekas luka operasi, vulva dan vagina terlihat pengeluaran darah sedikit, ada varises atau tidak. Anus tidak ada haemorhoid, extremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.
4)   Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen:
Dilakukan dengan Pemeriksaan palpasi
Tidak bertambahnya TFU, akan tetapi bertambah hanya pada awal-awal kehamilan .misalnya TFU 2 jari diatas pusat dan pembesaran uterus mengarah pada satu sisi


4.      Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik
1)       Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
2)       Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
3)       Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
4)       Terjadinya denyut nadi yang meningkat

5.      Gejala dan Tanda Klinis
Gejala dan tanda klinis yang terlihat juga tergantung dari lokasi tumbuh dan berkembangnya mudigah (embrio). Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah adanya rasa nyeri pada daerah perut.
Dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan, meliputi:
a.  Pemeriksaan fisik secara umum
b.  Pemeriksaan daerah perut (abdomen)
c.  Pemeriksaan rongga panggul (pelvis)
Pemeriksaan Laboratorium
 a. Pemeriksaan darah lengkap
b.  Pemeriksaan kadar hormon progesteron
c. Pemeriksaan kadar HCG serum
d. Pemeriksaan golongan darah
6. Pemeriksaan Penunjang
a.       Kuldosentesis (pengambilan cairan peritoneal dari ekskavasio rektouterina [ruang Douglas], melalui tindakan pungsi melalui dinding vagina)
b.      Ultrasonografi (USG)
Dalam keadaan normal saat USG akan tampak hitam gelap, akan tetapi jika terjadi kehamilan ektopikmaka akan tampak seperti dua lingkaran yaitu caput uteri dan selaput kehamilan
Diagnosa banding
a. Usus buntu (apendisitis akut)
b. Peradangan daerah panggul


7.    Penatalaksanaan
Perawatan pertama yang dilakukan sebelum dirujuk, anjurkan pasien untuk tirah baring total dengan menghadap ke kiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan tekanan rongga perut (misalnya batuk, mengedan karena sulit buang air besar). Pasang infus cairan NaCl fisiologis. Bila tidak memungkinkan, berikan cairan peroral.
Pantau tekanan darah dan frekuensi nadi tiap 15 menit untuk mendeteksi adanya hipotensi atau syok akibat perdarahan. Pantau pula DJJ dan pergerakan janin.
Bila diagnosa kehamilan ektopik sudah ditegakkan, terapi definitif adalah pembedahan :
a.              Laparotomi
eksisi tuba yang berisi kantung kehamilan (salfingo-ovarektomi) atau insisi longitudinal pada tuba dan dilanjutkan dengan pemencetan agar kantung kehamilan keluar dari luka insisi dan kemudian luka insisi dijahit kembali.
b.              Laparoskop
untuk mengamati tuba falopii dan bila mungkin lakukan insisi pada tepi superior dan kantung kehamilan dihisap keluar tuba.
Bila tuba tidak pecah dengan ukuran kantung kehamilan kecil serta kadar β-hCG rendah maka dapat diberikan injeksi methrotexate kedalam kantung gestasi dengan harapan bahwa trofoblas dan janin dapat diabsorbsi atau diberikan injeksi methrotexate 50 mg/m3 intramuskuler.
Syarat pemberian methrotexate pada kehamilan ektopik:
1)   Ukuran kantung kehamilan
2)   Keadaan umum baik (“hemodynamically stabil”)
3)   Tindak lanjut (evaluasi) dapat dilaksanakan dengan baik
Keberhasilan pemberian methrotexate yang cukup baik bila :
1) Masa tuba
2) Usia kehamilan  
3) Janin mati
4) Kadar β-hCG
Kontraindikasi pemberian Methrotexate :
1)             Laktasi
2)             Status Imunodefisiensi
3)             Alkoholisme
4)             Penyakit ginjal dan hepar
5)             Diskrasia darah
6)             Penyakit paru aktif
7)             Ulkus peptikum
Pasca terapi konservatif atau dengan methrotexate, lakukan pengukuran serum hCG setiap minggu sampai negatif. Bila perlu lakukan “second look operation”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar